Select Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

MUSLIMIN INDONESIA Headline

Jumat, 15 Oktober 2010

Haji yang Mabrur

"Menurut kitab suci kita, menunaikan ibadah haji karena Allah SWT itu wajib bagi mereka yang mampu. Siapakah yang di maksud mampu oleh Al-Quran itu menurut kalian," tanya Abu Qubaisy kepada sekumpulan murid yang mengelilinginya.


"Menurut para sahabat Nabi Muhammad SAW, mereka yang punya bekal dan kendaraan sudah tergolong mampu. Tapi ulama besar yang pernah belajar kepada sahabat yaitu Al Dhahak berkata, punya tenaga dan tubuh sehat saja sudah tergolong mampu," jawab beberapa orang murid.



"Benar. Jadi kata mampu di sini nisbi. Karena itu jangan kalian mencela orang yang menjual warisan orang tua untuk menunaikan ibadah Haji. Jangan mencela mereka yang menjual tanah dan ladang untuk bekal beribadah Haji. Jangan pula kalian mencela mereka yang melata menempuh jalan berdebu berbulan-bulan untuk mengunjungi bait Allah." Ujar Abu Qubaisy.


"Orang yang menjual ladang warisannya untuk menunaikan ibadah Haji yang menjadi miskin tak berharta ketika kembali, jangan kalian kira tidak berbahagia. Boleh jadi dia merasa bangga dan bahagia karena telah bisa memenuhi  panggilan Allah. Sudah bisa mewujudkan jawaban "labbaik Allahumma labbaik." Bukankah Allah SWT sendiri yang mengatakan bahwa sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling takwa? Bukan yang paling kaya yang bisa mempertahankan atau mengembang biakkan warisannya?" sambung Abu Qubaisy lagi.


"Setiap musim haji akan kalian temukan ribuan saudara kita, muslim dari Afrika, Yaman, dan berbagai negara Timur Tengah lain yang datang ke tanah suci dengan jalan kaki. Mereka sudah lusuh ketika tiba, dan tidak pula sanggup menginap di hotel. Mereka tidur di pinggir jalan atau di kaki bukit di bawah langit Hijaz yang tak berawan. Rambut mereka menggumpal oleh debu. Tapi boleh jadi mereka itulah yang oleh sebuah hadits di sebut Allah pada Hari Arafah sebagai "Hamba-hambaKu datang pada-Ku dengan rambut kusut dan pakaian lusuh dari sudut-sudut kota yang jauh. Berangkatlah, duhai hamba-hambaKu, dengan ampunanKu atasmu," tegas Abu Qubaisy.


Nah, tahulah kita bahwa haji yang mabrur itu adalah Haji yang Ikhlas. Sang guru besar yang mulia itu menyambung lagi kata-katanya.


[lorong-lorong menuju takwa]

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

masukkan semua unek-unek anda,baik itu saran dan kritik yang membangun dan tidak memecah belah umat

Populer Post