Select Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

MUSLIMIN INDONESIA Headline

Minggu, 03 Oktober 2010

Saling Mengasihi Sesama Muslim

Sekarang-sekarang ini banyak terjadi konflik di mana-mana, dari masalah kriminal biasa, , sampai dengan masalah yang bermuatan politis. Hingga memicu perang antar kelompok, antar suku yang intinya perang saudara. Banyak saudara-saudara kita sesama muslim yang tidak bersalah menjadi korban. Namun saya tidak ingin membahas hal tersebut, saya hanya ingin mengajak ikhwanul muslimin khususnya yang ada di Indonesia untuk melihat hal ini dari segi Aqidah Islam. Semoga dengan pembahasan ini ukhuwah Islamiyah kita akan selalu terjalin dalam persaudaraan, saling mengasihi dan menyayangi.
Tentunya kita semua tahu bahwa sesungguhnya setiap muslim itu bersaudara. Tapi pernahkah kita menyadari hal ini dengan Iman kita dan mata hati kita?
Salah satu pesan penting dalam ajaran agama Islam adalah agar setiap muslilm berbuat baik dan mengasihi satu sama lain. Banyak hadits Nabi SAW yang menekankan hal tersebu. Beberapa di antaranya dapa kita perhatikan di bawah ini. Tetapi sebelumnya marilah kita perhatikan ayat Al-Qur'an yang menyirati hal tersebut:
وَاخْفِضْ جَنَا حَكَ لِلْمُؤْ مِنِيْنَ 
"...Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman."(Al Hijr: ayat 88)
Melalui ayat ini, Allah SWT memerintahkan setiap muslim untuk bersikap rendah hati di antara saudara-saudaranya yang se-Iman, berbuat baik terhadap mereka, dan kata lembut, agar saling mengasihi dan menyayangi, sebagaimana akhlaq Nabi Muhammad SAW dan para sahabat radhiyallahu 'anhum ajma'in (semoga Allah meridhai mereka) yang di sebutkan Allah SWT dalam QS Al-Fath ayat 29, yang artinya, "Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang (yakni para sahabat) yang bersamanya bersikap tegas terhadap orang-orang kafir dan saling mengasihi di antara mereka."
Berikut kita simak hadits-hadits yang memesankan kepada kita untuk benar-benar memerhatikan hal tersebut.
عَنْ أَبِيْ مُوْسَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَلَ:قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:اَلْمُؤْ مِنُ  لِلْمُؤْمِنِ كَاْلبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُه بَعْضًا، وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)        
Dari Abu Musa RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang mukmin dengan seorang mukmin lainnya laksana bangunan yang saling menguatkan sebagian atas sebagian yang lain,’ seraya beliau memperagakan dengan menyusupkan jari-jemarinya,”(Muttafaq ‘alaih)
(Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam Kitab Adab, Bab Keutamaan Saling Menolong di Antara Orang-orang Beriman, Adapun Muslim meriwayatkannya dalam kitab Kebaikan dan Hubungan, Bab Saling Mengasihi Kaum Mukminin dan Bersikap Lembut.)

Demikianlah perumpamaan Rasulullah SAW bagi orang-orang yang beriman. Sesungguhnya sebuah bangunan tidak akan sempurna dan tidak akan bermanfaat jika elemen-elemennya tidak saling melengkapi. Pasir membutuhkan semen, camppuran semen dan pasir membutuhkan air, Dan agar fondasi kuat, di butuhkan batu. Sedang besi di butuhkan sebagai penyangga bangunan.

Al-Imam Quthb Al-Irsyad Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad berkata dalam kitabnya Al-Hikam:
مَثَلُ اْلأُ خُوَّةِ فِيْ اللهِ مِثْلُ شَجَرَة، تُسْقَى، بِمَاءِ التَّزَاوُرِ وَتُثْمِرُ التَّعَاوُنَ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى، فَإِذَا لَمْ تُسْقَ الشَّجَرَةُ يَبِسَتْ، وَإِذَا لَمْ تُثْمِرْ قَطَعَتْ
“Perumpamaan persaudaraan atas nama Allah laksana pohon. Disiram dengan air saling berkunjung, dan berbuah saling menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Jika tidak disirami, pohon akan gersang. Dan bila tidak berbuah akan ditebang.”

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قاَلَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَا طُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدَ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عَضْوٌ تَدَا عَى لَهُ سَاِئرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَى (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
"Dari Nu'man bin Basyir RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda,'Perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai, mengasihi, dan berbuat lembut, laksana tubuh. Jika bagian anggota tubuh yang satu sakit, seluruh bagian tubuh lainnya akan merasakannya, (sehingga) tidak bisa tidur dan demam."(Muttafaq 'alaih)
(Al-Bukhari menghimpun hadits ini pada Kitab Adab, Bab Mengasihi Manusia dan Hewan Ternak. Sedangkan Muslim menghimpunnya dalam kitab dan bab yang sama dengan hadits pertama.)

Senada dengan hadits yang pertama, hadits ini mengumpamakan hubungan orang-orang beriman laksana tubuh manusia. Ketika dalam masyarakat muslim tumbuh rasa kasih sayang, kecintaan, dan solidaritas kebersamaan, akan muncul persaan yang sama saat suka maupun duka. 
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله ُعَنْهُمَا أَّنَ رَسُوْ لَ الله ُصَلَى الله ُعَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: اَلْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَيَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ، مَنْ كَانَ فِيْ حَا جَةِ أَخِيْهِ كَانَ الله ُفِيْ حَا جَتِهِ، وَ مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْ بَةً فَرَجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَا مَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari Ibnu Umar RA, di sebutkan bahwanya Rasulullah SAW bersabda, “Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak menzhaliminya dan juga tidak acuh tak acuh terhadapnya. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah memenuhi kebutuhannya. Barang siapa melapangkan saudaranya dari kesusahan, kelak Allah akan melapangkannya dari suatu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa menutup aib saudaranya, kelak Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.”(Muttafaq ‘alaih)
(Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam Kitab Perbuatan Zhalilm, Bab Muslim tidak Menzhalimi Muslim Lainnya dan tidak Acuh tak acuh Terhadapnya, dan Kitab Perbuatan yang di Benci, Bab Sumpah Seseorang kepada Rekannya bahwa Ia adalah Saudaranya. Adapun Muslim meriwayatkannya dalam kitab Kebaikan dan Hubungan, Bab Pengharaman Berbuat Zhalim.)

Mengenai persaudaraan sesama muslim, Al-Habib Ali bib Muhammad Al-Habsyi berkata:

 مُظَاهَرَةُ اْلإِ خْوَانِ أَمْرٌ مُقَرَّرٌعَلَيْهِ يَدُ وْرُ الشَّأْنُ فَا سْتَوْ صِ بِا لْخِلِّ
Saling menolong sesama teman adalah keharusan. Padanya berpusat segala urusan, maka saling berwasiatlah kepada teman.

Makhluk Allah adalah tanggungan Allah, maka memudahkan kesulitan makhluk Allah, menutupi kekurangannya, dan berbuat baik kepadanya, sesungguhnya di sukai Allah. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik kepada mereka yang menjadi tanggunga-Nya. Islam memperhatikan hak-hak masyarakatnya dan menyerukan solidaritas kemasyarakatan dalam setiap realitas kehidupan sosial, baik materiil maupun moril.
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُ كُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Dari Anas RA, dari Nabi SAW, Beliau bersabda, ‘Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencitai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri,”
(Hadits ini di susun Al-Bukhari dalam Kitab Iman, Bab Di Antara Bagian Iman Hendaknya Mencintai Saudaranya...(dan seterusnya). Adapun Muslim menempatkan hadits ini dalam Kitab Iman, Bab Bukti  Keimanan adalah Mencintai Saudaranya.)

Salah satu aspek kesempurnaan Iman seseorang adalah mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya, dan benci bila suatu keburukan menimpa saudaranya seperti ia membenci keburukan itu  menimpa dirinya. Maksud kecintaan dalam hadits ini bukan sekedar mencintai dari hati ke hati, melainkan juga kecintaan yang berkaitan dengan kebaikan dalam pergaulan, itsar (mengutamakan saudara dengan memberi tanpa mengharap sesuatu), dan berkorban.

Demikianlah yang terpancar dari hubungan kalangan Anshar dan Muhajirin yang di abadikan Allah SWT dalam Al-Hasyr ayat 9: "....mereka (orang-orang Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka, mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka atas apa yang mereka berikan kepada mereka (orang-orang Muahajirin), dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka juga memerlukan..."
 Allahumma allif baynana kama allafta baynal-Anshar wal-muhajirin..
(Ya Allah, satukanlah kami sebagaimana Engkau persatukan Anshar dan Muhajirin). Aamin



































Artikel Terkait



1 komentar:

Muhammad Nadir mengatakan...

terimakasih.....

Posting Komentar

masukkan semua unek-unek anda,baik itu saran dan kritik yang membangun dan tidak memecah belah umat

Populer Post