Select Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

MUSLIMIN INDONESIA Headline

Kamis, 14 Oktober 2010

Saat Mustajab dan Tata Cara Berdo'a

Saat Mustajab dan Tata Cara Berdoa

Di dalam Agama Islam ada saat-saat mustajab dan tata cara dalam berdo'a. Agar do'a-do'a kita panjatkan segera di Ijabah oleh Allah SWT. Ibnu Qayyim berkata: "Apabila hati dihadirkan dalam berdo'a, Dengan tata cara yang benar serta tepat pada waktu-waktu mustajab yang berjumlah enam yaitu di antaranya adalah:
Sepertiga malam terakhir, ketika di kumandangkannya adzan, saat antara adzan dan iqamah, di ujung setiap shalat fardhu (sebelum salam), saat imam naik mimbar untuk berkhutbah pada hari jum'at hingga selesai shalat dan waktu-waktu akhir setelah shalat Ashar pada hari jum'at tersebut, kemudian berdo'a dengan hati yang khusyu', tunduk dan merendahkan diri di hadapan Rabb, dikerjakan dengan menghadap kiblat, dalam keadaan suci dengan mengangkat kedua tangan kepada Allah, dimulai dengan memuji Allah dan menyanjungNya, di lanjutkan dengan bacaan shalawat atas Nabi Muhammad SAW sebagai hamba dan Rasul-Nya, diiringi dengan pengajuan taubat dan istighfar dan mulai memohon kepada Allah SWT serta dilakukan berulang kali, dilantunkan dengan penuh perasaan senang apabila segera dikabulkan dan khawatir apabila sebaliknya, dibarengi dengan tawasul dengan nama-namaNya, sifat-sifatNya dan tauhid kepadaNya, kemudian diiringi pula dengan pemberian sedekah, maka do'a yang dilakukan sedemikian rupa sangat mungkin untuk tidak tertolak selamanya. Apalagi, jika memanjatkan dengan lafadzh do'a yang Nabi SAW menyebutnya sebagi do'a yang makbul atau do'a yang mengandung Al-Ismul A'zham (nama Allah yang Maha Agung).

Di antaranya adalah do'a yang di riwayatkan dalam kitab-kitab Sunan dan Shahih Ibnu Hibban, dari hadits Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah SAW mendengar seorang lelaki berdo'a:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِأَنِّيْ أَشْهَدُأَنَّكَ اللهُ لاَإِلَهَ إِلاَّأَنْتَ،اْلأَحَدٌالصَّمَدُ الَّذِيْ لمَ ْيَلِدْ وَلَمْ يَلِدُوَلمَ ْيَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, yang Maha Esa, yang segala sesuatu bergantung kepadaNya. Dia tidak beranak dan tiada pula di peranakan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia."

Maka Nabi SAW bersabda:
لَقَدْ سَأَلَ اللهَ بِاْلإِسْمِ الَّذِيْ إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَادُعِيَ بِهِ أَجَابَ.
"Sungguh ia telah memohon kepada Allah dengan menybut suatu nama yang apabila nama itu disebutkan ketika meminta niscaya akan diberi dan apabila nama itu disebut saat berdo'a niscaya do'anya akan terkabul." 


Dalam riwayat lain disebutkan:

لَقَدْ سَأَلَ اللهَ بِاسْمِهِ اْلأَعْظَمِ.
“Sungguh ia telah meminta dengan menyebutkan Al-Ismul A’zham.” (HR. At-Tirmidzi dan di shahihkan oleh Ibnu sunan)

Dalam Ash-Shahihain dari riwayat Ibnu Abbas di sebutkan bahwa Rasulullah SAW berdo'a ketika dalam kesusahan dengan mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْ شِ الْكَرِيْمِ.
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha Agung dan Maha Lembut, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Rabb Arsy yang Maha Agung, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Rabb langit, bumi dan Rabb Arsy yang Maha Mulia.”   (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Beberapa hal yang menghalangi terkabulnya do'a, di antaranya:
Tergesa-gesa dalam berdo'a dan merasa doa'anya tidak terkabulkan sehingga bosan berdo'a dan meninggalkannya, sebagaimana orang yang menaburkan benih atau menanam tanaman, maka apabila menginginkan hasilnya hendaknya ia merawatnya dan menyiraminya. Adapun bila ia tidak menginginkan hasilnya, ia akan meninggalkan tanamannya dan tidak merawatnya.


Dalam kitab Shahih Al-Bukhari di riwayatkan dari hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

يُسْتَجَابُ ِلأَحَدِ كُمْ مَالَمْ يُعَجِّلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ.
“Akan dikabulkan bagi kalian selama tidak tergesa-gesa, dengan berkata: ‘Saya telah berdo’a tapi tidak dikabulkan bagiku.”

Barang siapa mengucapkan do'a, berarti ia telah menginginkan terkabulnya do'a tersebut. Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ آدْعُونِىۤ أَسْتَجِبْ لَكُمْ.
“Dan Rabbmu berfirman” ‘Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu.”
 
Dan berfirman:

وَإِذَاسَأَ لَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِ يبٌ  أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَادَعَانِ  فَلْيَسْتَجِيبُوا لِى وَلْيُؤْ مِنُوابِى.
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepadaKu.”(Al-Barqarah: 186)

Artikel Terkait



2 komentar:

Anonim mengatakan...

LAFAZH ARABNYA KURANG "ANTA" PADA BI ANNI ASYHADU ANNAKA "(ANTA)" LLOH

fery sanurdin mengatakan...

terima kasih atas kiritik nya...tapi begitulah apa yang saya dapat dari guru saya melalui kitab Raudhatul Mahbub Min Kalami Muharrikil Qulub, Ibnu Qayyim.

kata ANTALLOH dengan ANNAKALLAH menurut saya itu sama artinya yaitu Engkau (ALLAH)

Posting Komentar

masukkan semua unek-unek anda,baik itu saran dan kritik yang membangun dan tidak memecah belah umat

Populer Post