Select Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

MUSLIMIN INDONESIA Headline

Sabtu, 18 September 2010

Lelaki yang Haid

"Aku mau cerita tentang lelaki yang mengaku haid," kata Abu Qubaisy.
"Lelaki yang mengaku haid? Menarik sekali. ceritakanlah wahai guru besar." kata seorang muridnya.
"Ini adalah cerita yang berasal dari sufi besr Syekh Ikrimah," Abu Qubaisy mulai berkisah. "Pada masa Nabi Yakub as, ada empat serangkai hakim yang kepada mereka orang mengadukan perkara untuk menuntut keadilan. Apa yang mereka putuskan, masyarakat pun menerimanya belaka. Karena tidak ada lagi tempat mengadu yang lain," sambung sang mahaguru itu.
Ketika salah seorang dari empat serangkai hakim itu wafat............



 tampillah orang lain menduduki jabatan tersebut. Beberapa saat kemudian ada dua orang menemui salah seorang hakim lama. Seorang di antaranya membawa sapi, sedang yang lain naik kuda. Pada mereka ada seekor anak sapi yang masing-masing mengakuinya sebagai miliknya. Ketika hakim itu akan memeriksa, lelaki berkuda menyogok seraya meminta agar hakim menetapkan anak sapi itu miliknya. Hakim itu menolak. Bukan karena tak mau disogok, tapi tak bisa mencari dalih untuk itu. Lelaki berkuda itu mengatakan lepaskan anak sapi tersebut, niscaya dia akan datang ke kudanya. Ketika hal itu dilakukan, ternyata benar. Anak sapi itu tidak mendatangi induknya, tapi berinduk ke kuda.
Pemilik sapi tidak puas, lalu mereka menghadap ke hakim kedua. Hakim ini pun disogok, tapi anehnya anak sapi itupun kembali berinduk ke kuda. Demikian pula ketika hakim ketiga menangani perkara ini. Ketika kepada hakim baru mereka menghadap, dengan lantang dia berkata, "Aku tidak bisa mengadili kalian karena aku sedang haid."
Orang-orang yang mendengar pun jadi heran. "Bagaimana Tuan haid, padahal Tuan seorang lelaki," kata salah seorang di antara mereka.
"Bila kuda bisa beranak sapi, apa anehnya lelaki bisa haid," jawab hakim baru.
Orang-orang pun geger, dan perkara di usut lebih teliti. Ketahuanlah bahwa tiga hakim yang lain telah kena sogok dari lelaki licik yang pandai menyihir anak sapi bisa berinduk ke kuda. Ketiga hakim itu tidak memikirkan bagaimana menegakkan keadilan, tapi sejak semula mereka cuma berpikir bagaimana mencari dalih untuk bisa menerima sogokan tanpa di ketahui orang. Ketika pemilik kuda menunjukkan kelicikannya, mereka pun melihat dalih yang kuat.


Demikianlah kisah seorang mencari ke adilan, yang ternyata penuh dengan kecurangan-kecurangan dari pejabat-pejabat penegak ke adilan itu sendiri.
Semoga saja kisah ini bisa menjadi pelajaran bagi mereka yang di percaya untuk menegakkan ke adilan, dengan takut kepada Allah Azza wa jalla..

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

masukkan semua unek-unek anda,baik itu saran dan kritik yang membangun dan tidak memecah belah umat

Populer Post