Select Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

MUSLIMIN INDONESIA Headline

Minggu, 12 Juni 2011

Keutamaan Bulan Rajab yang di Muliakan

Di riwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :


مَنْ اَحْيَا اَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ اِذَامَا تَتِ الْقُلُوْبُ وَصَبَّ اللهُ الْخَيْرَ مِن فَوْقِ رَأْسِهِ صَبًّا وَخَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ، وَيَشْفَعُ لِسَبْعِِيْنَ أََلْفََا مِنْ اَهْلِِ الْخَطَايَا قََدِاسْتَوْ جَبُواالنَّارَ.(اَعْرَجِيَّةٌ)
"Barang siapa menghidukan malam pertama bulan Rajab/berjaga malam dengan ibadah, maka hatinya tidak mati dimana hati orang-orang lain sama mati, dan Allah melimpahkan kebaikan yang banyak dari arah kepalanya, bahkan menjadi bersih dari dosa, sebagaimana waktu dia dilahirkan oleh ibunya dan dia bisa memberikan pertolongan/syafaat terhadap tujuh puluh ribu orang yang berdosa yang seharusnya masuk neraka".   Demikian di "Lubbil Albaabi oleh Al Maulaa Taaju 'Arifin" (A'rajiyyah)



Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW :

مَنْ صَلَّى بَعْدَالْمَغْرِبِ قِى لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ ِعشِْريْنَ رَكْعَة ًيَكْرَأ ُفِى كُلِّ رَكْعَةٍ فَا تِحَةَ الْكِتَا بِ وَاْلاِخْلاَصْ وَسَلَّمَ عَشْرَ تَسْلِيْمَاتٍ حَفِظَهُ اللهُ تَعَا لََى وَاَهْلَ بَيْتِهِ وَعِيَا لَهُ مِنْ بَلاَءِ الدُّ نْيَا وَعَذَابِ اْلاََخِرَةِ.(زُبْدَةٌ)

"Barang siapa mengerjakan shalat sesudah Maghrib pada malam bulan Rajab sebanyak dua puluh raka'at serta membaca di dalam tiap-tiap raka'atnya "surat Alfatihah" dan "surat Al Ikhlas" dan bersalam dengan sepuluh salaman, maka dia dijaga oleh Allah ta'aalaa dan dijaga pula ahli keluarganya dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, dari bahaya dunia dan dari siksa akhirat" (zubdatun)

Diriwayatkan juga bahwa Nabi SAW bersabda :
"Pada malam Mi'raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari pada madu, lebih sejuk dari pada es dan lebih harum dari pada minyak misik, maka saya bertanya kepada Jibril : "Untuk siapakah sungai ini?". Dia menjawab: "ini adalah untuk orang yang membaca shalawat untuk engkau dibulan Rajab".

Muqatil Ra. meriwayatkan: bahwa sesungguhnya di belakang gunung Qaf terdapat sebuah bumi berwarna putih, yang debunya seperti perak, luasnya tujuh kali dunia ini dan penuh dengan para malaikat, yang kalau sekiranya sebatang jarum jatuh niscaya mengenai mereka. Dan masing-masing malaikat memegang sebuah bendera yang bertuliskan "La ilaaha Illallahu Muhammadaru Rasulullah". Mereka berkumpul pada tiap-tiap malam Jum'at dibulan Rajab disekitar gunung Qaf, serta bertawadhu' tunduk dengan memohonkan keselamatan bagi umat Nabi Muhammad SAW. seraya berdoa :

رَبَّنَاارْحَمْ اُمَّتَ مُحَمَّدٍوَلاَتَعْذِّبْهُمْ

"Ya Tuhan Kami, belas kasihanilah umat Muhammad dan jangan engkau siksa"

Dan para Malaikat memohonkan ampunan dan tadharru' merendahkan diri kepada Allah sampai waktu shubuh. Maka Allah SWT berfirman :
يَامَلاَ ئِكَتِىْ وَعِزَّتِىْ وَجَلاَ لِىْ قََدْ غَفَرْتُ لَهُمْ.

"Hai para Malaikat-Ku, demi keperkasaanKu dan ketinggianKu, sungguh mereka telah Aku ampuni" (Maajalisl Abraari)

Ada yang menerangkan bahwa setelah bulan Rajab itu selesai, maka dia naik kelangit, dan Allah berfirman kepadanya : "Hai bulanKu, adakah mereka manusia menyukai kamu dan mengaggungkan kamu? Rajabpun diam tidak berkata apa-apa, sehingga ditanya dua kali dan tiga kali, kemudian baru menjawab: "Tuhanku, Engkau Maha menutupi segala cela dan telah Engkau perintahkan makhluk Engkau agar menutupi cela orang lain. Dan Rasul Engakau telah menamakan saya "Si Pekak", saya mendengarkan ketaatan makhluk Engkau dan tidak mendengar durhaka mereka". Maka oleh karena itulah Rajab dinamakan "Si Pekak".
Kemudian Allah ta'aala berfirman: "Engkau adalah bulanKu yang bercela lagi pekak dan para hambaKu juga bercela, maka Kuterima mereka beserta cela mereka dengan sebab kemuliaanmu, sebagaimana Akupun menerima kamu sedang engkau juga bercela. Aku mengampuni mereka dengan sebab penyeselan mereka yang hanya sekali padamu (di bulan Rajab ) dan Akupun tidak mencatat perbuatan durhaka mereka di waktumu (bulan Rajab).  (A'rajiyyah)

Diterangkan juga, bulan Rajab dinamakan " pekak", karena Malaikat Kiraaman Kaatibin mencatat semua kebaikan dan semua kejahatan di semua bulan, dan di bulan ini (Rajab) mereka hanya menulis semua kebaikan dan tidak mencatat segala macam kejahatan, karena mereka tidak mendengarkan kejahatan dibulan Rajab yang harus di catat. (Misykaatul Anwaari).


اِنَّ رَجَبَ شَهْرُاللهِ وَشَعْبَانَ شَهْرِىْ وَرَمَضَانَ شَهْرُأُمَّتِىْ.

 "Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban bulan saya dan Ramadhan bulan umat saya".

Dari Abu Muhammad Al Khalaali dalam masalah keutamaan bulan Rajab, dari Ibnu Abas RA. bahwa berpuasa pada permulaan hari dari bulan Rajab, merupakan penghapusan dosa selama tiga tahun, pada hari kedua penghapusan dosa dua tahun, pada hari ketiga penghapusan dosa satu tahun, kemudian pada tiap-tiap hari penghapusan dosa satu bulan. Demikian di ( Jami'ish Shaghir )

Kata Abu Hurairah RA. : "Bahwa Nabi SAW tidak berpuasa sesudah Ramadhan kecuali pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban".
Di riwayatkan oleh Imam Bukhary dan Imam Muslim, Bahwa Nabi SAW bersabda :
"Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah sungai yang namanya Rajab, airnya lebih putih dari pada susu, dan lebi manis daripada madu, barang siapa berpuasa satu hari dari bulan itu maka Allah memberi minum kepadanya dari sungai itu"

Rajab menurut arti bahasa: Keagungan, Dinamakan bulan Rajab, karena orang-orang Arab sama mengagungkan bulan itu. Dari antar cara mereka mengagungkan bulan Rajab ialah, bahwa para penjaga Ka'bah membuka pintu Ka'bah sepanjang bulan dibulan Rajab, sedang untuk bulan-bulan lainnya, hanya pada tiap hari senin dan hari kamis. Mereka berkata: "Bulan ini adalah bulan Allah, rumah ini adalah rumah Allah dan hamba adalah hamba Allah, maka tidak dilarang hamba Allah masuk rumah Allah dalam bulan Allah". (A'rajiyyah)

"Di ceritakan bahwa ada seorang perempuan, ahli ibadah bertempat tinggal di Baitil Maqdis, bila datang bulan Rajab maka tiap-tiap hari dia membaca "Qul huwallaahu ahad" dua belas kali, sebagai penghormatan kepada bulan Rajab itu, dan dia menanggalkan pakaian kebesarannya dan mengenakan pakaian biasa. pada suatu bulan Rajab perempuan itu menderita sakit sehingga terpaksa berwasiat kepada anaknya agar supaya nantinya dia dikebumikan beserta pakaian kebiasaannya.
Ketika meninggal dunia ternyata mayatnya di kafani oleh anaknya dengan kain baik yang tinggi harganya, karena riya kepada manusia/agar mendapat pujian dari manusia. Pada suatu malam anaknya bermimpi berjumpa dengan ibunya yang belum lama di makamkan. Ibunya berkata kepadanya: "Hai anakku, mengapa engkau tidak melaksanakan wasiatku, sungguh aku tidak rela kepadamu". Seketika terbangunlah dia dengan terkejut lagi ketakutan. Pagi harinya dia menggali kubur ibunya, ternyata tidak dia dapatkan ibunya di dalam kubur itu. Maka bingunglah dia sambil ragu dan menangis keras sekali. Kemudian dia mendengar suara mengundang: "Hai, tahukah engkau, barang siapa yang mengagungkan bulanKu, bulan Rajab, Aku tidak meninggalkan dia sendirian didalam kubur". (zubdatul Waa'izdiina).

Abu Bakar RA. berkata : "Apabila telah lewat sepertiga malam jum'at dari bulan Rajab, maka semua para Malaikat dilangit dan dibumi berkumpul di Ka'bah. Maka Allah melihat mereka dan berkata: "Hai para MalaikatKu, mintalah kamu sekalian apa-apa yang kamu kehendaki". Mereka menjawab : "Tuhan kami, hajat kami ialah agar supaya Engkau berkenan memberi ampunan kepada siapa saja yang berpuasa bulan Rajab" Allah ta'alaa berfirman: "Sungguh mereka telah Kuampuni"

Aisya RA. berkata: Nabi SAW bersabda :
"Semua manusia dalam keadaan lapar di hari Qiyamat kecuali para nabi, para keluarganya dan orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya'ban dan bulan Ramadhan, maka sungguh mereka kenyang serta tidak ada rasa lapar dan haus bagi mereka" (Zubdztul waa'izdiina).

Diriwayatkan dalam sebuah hadits :
"Apabila telah datang hari Qiyamat, maka ada suara memanggil : "Dimana para ahli Rajab (yang puasa, yang shalat malam, yang membaca shalawat dan yang memperbanyak ibadah) ?. Maka memancarlah sinar, kemudian diikuti oleh Jibril dan Mikail. dan di ikuti pula oleh para ahli Rajab. Dan mereka semua melewati jembatan (shirathal Mustaqim) laksana halilintar yang menyambar. Kemudian mereka sujud kepada Allah untuk bersyukur karena merka sudah bisa melewati jembatan tadi. Maka Allah berfirman: "Hai para ahli Rajab, angkatlah kepalamu pada hari ini, sebab kamu sekalian telah bersujud di dunia di bulan RajabKu dan pergilah ketempatmu masing-masing". (Raunaqul Majaalis).

Tsauban bercerita: "Kami bersama-sama dengan Nabi SAW berjalan melewati sebuah kubur, maka Nabi SAW berhenti kemudian menangis sampai keras sekali, dan lalu berdo'a kepada Allah ta'alaa. Maka saya bertanya kepadanya: "Mengapa engkau menangis ya Rasulullah ?
Beliau menjawab: "Hai Tsauban, mereka itu sama disiksa di kubur mereka ini, dan saya berdo'a kepada
Allah, maka Dia Allah meringankan siksa mereka. Kemudian Rasulullah bersabda: "Hai Tsauban, kalau sekiranya mereka mau berpuasa satu hari saja dibulan Rajab dan mau tidak tidur semalam saja dibulan Rajab, niscaya tidak disiksa dikubur mereka".
Saya bertanya: "Yaa Rasulullah, apakah hanya berpuasa satu hari dan tidak tidur/shalat semalam saja bisa menolak siksa kubur ?" Nabi SAW bersabda: "Hai Tsauban, demi Allah dzat yang telah mengutus saya sebagai nabi, tiada seorang muslim laki-laki dan perempuan yang berpuasa satu hari dan mengerjakan shalat malam sekali dibulan Rajab dengan niat karena Allah, kecuali Allah mencatat baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan shalat malam satu tahun" (Zubdatul Waa'izdiina).

Wallahu bissawab...
(di ambil dari kitab Durratun Naashihiin )

Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

masukkan semua unek-unek anda,baik itu saran dan kritik yang membangun dan tidak memecah belah umat

Populer Post