Select Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

MUSLIMIN INDONESIA Headline

Minggu, 12 Juni 2011

Keutamaan Bulan Rajab yang di Muliakan

Di riwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda :


مَنْ اَحْيَا اَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ اِذَامَا تَتِ الْقُلُوْبُ وَصَبَّ اللهُ الْخَيْرَ مِن فَوْقِ رَأْسِهِ صَبًّا وَخَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ، وَيَشْفَعُ لِسَبْعِِيْنَ أََلْفََا مِنْ اَهْلِِ الْخَطَايَا قََدِاسْتَوْ جَبُواالنَّارَ.(اَعْرَجِيَّةٌ)
"Barang siapa menghidukan malam pertama bulan Rajab/berjaga malam dengan ibadah, maka hatinya tidak mati dimana hati orang-orang lain sama mati, dan Allah melimpahkan kebaikan yang banyak dari arah kepalanya, bahkan menjadi bersih dari dosa, sebagaimana waktu dia dilahirkan oleh ibunya dan dia bisa memberikan pertolongan/syafaat terhadap tujuh puluh ribu orang yang berdosa yang seharusnya masuk neraka".   Demikian di "Lubbil Albaabi oleh Al Maulaa Taaju 'Arifin" (A'rajiyyah)

Senin, 06 Juni 2011

Hak Allah Atas Hamba-HambaNya

Anas bin Malik r.a berkata : " Pada hari Kiamat akan dihadapkan kepada seorang hamba tiga lembaran, satu berisi dosa-dosanya, satu lagi berisi kenikmatan dan yang lain berisi perbuatan baiknya. Kemudian Allah memerintahkan kenikmatanNya yang paling kecil dan nikmat yang paling kecil itu memenuhi semua amalannya, lau berkata: " Wahai Rabbku, demi keagungan dan kemulianMu, nikmat-nikmatku tidak tertampung, padahal dosa dan nikmat-nikmat masih ada. Maka jika Allah hendak memberi kebaikan kepada hambaNYa, Dia berkata: "Wahai anak Adam Aku lipatkan kebaikan-kebaikanmu, dan aku biarkan dosa-dosamu dan aku berikan nikmat-nikmatKu kepadamu". (HR. Al-Baihaqi, dan ada lafazh lain dari hadits Aisyah dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya).

Yang bisa lebih memperjelas hal ini, bahwasannya termasuk hak Allah terhadap hambaNYa adalah  hendaknyaia rela Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad SAW sebagai nabinya. Kerelaan Alah sebagai Rabb ini mencakup kerelaannnya untuk mengaku rububiyahNya, qadha dan qadarNya, pemberianNya kepadanya dan tertahan rizki karena kehendaknNya. Sedengkan kerelaan Islam sebagai agama mencakup kerelaannya terhadap Islam, termasuk perintah dan larangan dalam Islam, kecintaan dan kebencian karena Islam sehingga tiada keberatan sedikitpun dalam hatinya untuk melaksanakannya.

Adapun kerelaannya untuk mengaku Muhammad SAW sebagai Rasul mencakup pula kerelaannya untuk menjalankan hukumnya, tunduk terhadap hukum yang di bawanya, tidak mendahulukan hukum yang lain. Ini mengharuskan segala kecintaannya semata karena Allah, kebenciannya juga karena Allah, memberi karena Allah, menolak pun karena Allah, berbuat sesuatu karena Allah, meninggalkan suatu perbuatan juga karena Allah. Andai seorang hamba telah melakukan hal tersebut, niscaya nikmat Allah kepadanya tetap lebih banyak dari yang telah diperbuatnya. Bahkan apa yang telah diperbuatnya pun merupakan suatu kenikmatan yang telah Allah karuniakan kepadanya, karena ia telah di beri taufik dan kesehatan untuk bisa melaksnakan tugasnya serta diberi kemudahan dan menjadikan perbuatan itu sebagai kebiasaannya, suatu hal yang mengharuskan dia lebih mensyukurinya. Setiap perbuatan yang telah Allah wajibkan senantiasa harus dibarengi dengan rasa syukur, karena nikmat yang telah Allah berikan akan menuntut sikap bersyukur, karena amal perbuatannya tidak bisa mengimbangi kenikmatan yang telah Allah berikan juga di karenakan dosa dan kelalaiannya bisa menghabiskan ama kebajikannya.

Lembaran kenikmatan yang diberikan Allah dan lembaran kumpulan dosa yang dilakukan seorang hamba bisa menghabiskan semua amal kebajikannya, ini dikarenakan semua amalan hamba itu milik Allah karena dia itu hamba-Nya yang di pekerjakan dlam perintah tuannya, jiwanya milik Allah, amalannya juga milik Allah. Oleh sebab itu, dia tidak punya hak akan pahala dan balasan, seandainya Allah tidak memberinya pahala maka ini tidak zhalim, karena si hamba itu hanya melaksankan tugas sebagai hamba. Dan barang siapa tidak memahami masalah ini maka tatkala berbuat dosa dan saat mendapatkan siksa bakal timbu darinya perkataan yang mengandung hujatan terhadap Allah dan mersa di zhalimi dan ini sudah terjadi pada sebagian orang.
Wallahu a'lam

Di sadur dari kitab Ash-Shawa'iq Al-Mursalah 'alal Jahmiyyah wal Mu'aththilah.
(Taman Orang yang di cintai)

Populer Post